Rabu, 05 Januari 2011
Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Burung endemik Tanah Papua
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.
Selengkapnya, Klik :
> Pemerintahan
> Geografi
> Kelompok Suku Asli
> Senjata Tradisional
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua
Sumber Gambar Kota Jayapura :
http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU5UWT0=
Sumber Peta Papua :
http://appenmeds.com/kari/doc/public/peta/PETA_PAPUA.gif
Profil Daerah Papua
Provinsi Papua secara administratif terbagi menjadi 19 kabupaten dan 1 kota dengan Jayapura sebagai ibukota provinsi. Papua merupakan Provinsi terluas di Indonesia, setelah dikurangi daerah yang sekarang menjadi Provinsi Papua Barat luas wilayahnya menjadi 317.062 km2, membujur dari barat ke timur (Sorong-Jayapura) sepanjang 1.200 km (744 mile) dan dari utara ke selatan (Jayapura - Merauke) sepanjang 736 km (456 mil). Provinsi ini berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, Laut Arafura di sebelah selatan, Provinsi Papua Barat di sebelah barat dan Negara Papua New Guinea di sebelah timur. Dari total luas 317.062 km2 tersebut, diperkirakan lebih dari 40% yaitu seluas 128.700 km2 merupakan tanah yang cocok digunakan sebagai areal pertanian.
Selengkapnya Klik :
> Komoditi Unggulan Daerah
> Profil Daerah
> Kabupaten dan Kota
> Kontak Di Daerah
http://regionalinvestment.com/newsipid/id/displayprofil.php?ia=91
Potensi Ekonomi Papua
Papua merupakan propinsi yang terletak di wilayah paling timur Indonesia dan merupakan daerah yang penuh harapan. Daerahnya belum banyak dirambah aktivitas manusia dan kaya akan sumber daya alam yang menyajikan peluang untuk berkembang. Tanahnya luas dipenuhi oleh hutan, laut dan keaneka ragaman biotanya dan berjuta-juta hektar tanahnya cocok untuk tanah pertanian. Didalam bumi Papua menyimpan gas alam, minyak dan aneka bahan tambang lain yang siap menunggu untuk diolah.
Di sebelah Timur Propinsi ini merupakan negara Papua Nugini atau east New Guinea. Propinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Irian Jaya, sehingga sering disebut Irian Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), yaitu para nasionalis lokal yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.
Propinsi Papua memiliki luas wilayah 317.062 Km2 dan membawahi 19 kabupaten dan 1 kota dengan 250 kecamatan. Jumlah penduduk di propinsi ini mencapai 1.875.388 jiwa dengan komposisi 970.299 orang pria dan 905.089 orang wanita. Mayoriats penduduk lokal memiliki pendidikan rendah hal ini dapat dibaca dari tingginya jumlah masyarakat yaitu 51,2 persen, tidak tamat sekolah dasar.
Selengkapnya, Klik :
> Deskripsi Provinsi
> Geografis dan Populasi
> Peta Ekonomi Provinsi
> Data Peta Ekonomi
http://www.cps-sss.org/web/home/propinsi/prop/Papua
“Mari kitong belajar menghitung karbon di tanah pu sendiri”
http://www.worldagroforestry.org/sea/projects/allreddi/products/Papua_JT_final.pdf
Perkembangan Situasi Terkini di Papua
Masalah Papua sekarang ini merupakan masalah yang berkembang karena pencitraan negatif yang muncul akibat pendekatan yang dilakukan pada masa lalu. Pendekatan keamanan yang cenderung represif telah merugikan Pemri dengan berkembangnya opini negatif baik di dalam maupun luar negeri.
Guna menanggapi hal tersebut, sejak tahun 2005 Pemerintah telah meninggalkan pendekatan keamanan dan menyikapi masalah Papua dengan lebih menekankan pada pendekatan kesejahteraan.
Meskipun pendekatan kesejahteraan sudah menjadi ketetapan Pemerintah, perlu dicatat bahwa dalam kenyataannya dari waktu ke waktu terjadi gangguan dari sekelompok kecil masyarakat yang bersenjata di daerah tertentu yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
Kelompok tersebut seringkali menimbulkan keresahan diantara masyarakat melalui serangkaian serangan bersenjata seperti yang terjadi di sekitar fasilitas Freeport dan Kabupaten Puncak Jaya. Dalam kaitan ini, Pemerintah Indonesia seperti halnya pemerintah manapun juga, memiliki kewajiban untuk melindungi warganya dari gangguan kelompok bersenjata dimaksud.
Secara umum kondisi di Papua relatif kondusif, aman dan terkendali. Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki jumlah tindak kriminalitas yang sangat rendah sehingga keamanan disana lebih baik ketimbang di wilayah lainnya di Indonesia. Kembalinya Nicholaas Jouwe ke pangkuan RI pada bulan Mei 2010 menyusul para tokoh/masyarakat Papua yang telah kembali terlebih dahulu seperti Nick Messet, Frans Albert Joku, dsb, merupakan kemenangan diplomasi dan keberhasilan proses pembangunan dan terpeliharanya stabilitas keamanan di Papua.
Pemri berpandangan bahwa masalah Papua merupakan masalah dalam negeri yang harus diselesaikan dalam kerangka NKRI dengan perangkat Otsus dan Inpres percepatan pembangunan di Papua (The New Deal Policy for Papua). Penyelesaian masalah Papua perlu mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dengan menyadarkan kelompok pendukung “kemerdekaan” secara damai dan menghindarkan konflik horizontal serta menciptakan iklim yang kondusif bagi segenap komponen bangsa.
Sejak diterapkannya UU no.21 tahun 2001 tentang Otsus, berbagai kemajuan telah berhasil dicapai. Bertambahnya sejumlah besar fasilitas umum seperti Rumah Sakit, Sekolah, Puskesmas, serta berbagai fasilitas umum lainnya di berbagai daerah di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selain itu dapat pula disampaikan bahwa keberhasilan Otsus sebetulnya sudah terlihat dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi hanya saja jumlah tersebut masih belum memenuhi kriteria yang ideal.
Peningkatan anggaran pendidikan hingga 30% dari dana Otsus serta partisipasi politik masyarakat yang kian meningkat pada Pemilukada dapat pula dicatat sebagai keberhasilan Otsus di bidang pendidikan dan politik. Saat ini tercatat sudah sebesar 27 triliun rupiah dana Otsus yang mengalir ke Papua pada periode 2002-2009.
Pada bidang kesejahteraan, Provinsi Papua dalam 5 tahun kedepan mengarahkan kebijakannya pada kepada pembangunan yang berbasis kampung. Untuk itu Pemprov telah meluncurkan suatu program yang berpihak dan melindungi masyarakat perkampungan.
Program yang dinamai ”respek” (rencana strategis pembangunan kampung) menjadikan setiap kampung di Papua memperoleh masing-masing Rp. 100 juta, yang berasal dari Pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten. Dana ini digunakan untuk kegiatan prioritas di setiap kampung yang ditentukan sendiri oleh masyarakat di kampung tersebut, dengan dibantu oleh pendamping yang terlatih. merupakan terobosan dan inovasi dengan tujuan mengangkat harkat dan martabat mereka.
Program sudah berjalan 2 tahun dan nampak membawa perubahan. Apabila respek telah berhasil, maka akan dilanjutkan dengan program respim (rencana strategis pembangunan infrastruktur) yang meliputi pembangunan jalan-jalan besar dan panjang kemudian jembatan besar dan pembangunan-pembangunan lainnya dan program reformasi birokrasi.
Sumber :
http://www.deplu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=3&l=id
Tantangan dan Peluang Pembangunan di Papua
Tantangan dan Peluang Pembangunan di Papua, Klik Di Sini :
http://www.uksw.edu/archives/docs/pskti/2009-02-12_-_Tantangan_dan_Peluang_Pembangunan_di_Papua.pdf
Otonomi Khusus Papua
Otonomi Khusus Papua, Issu Pokok dan Perkembangannya, Klik Di Sini :
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNACR447.pdf
Profil Propinsi Papua
Setelah penyerahan kekuasaan dari UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority) kepada Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 dan sebagai hasil pelaksanaan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Agustus 1969 maka Irian Barat ditetapkan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan maka oleh Pemerintah Pusat, daerah Irian Jaya disejajarkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
Selengkapnya Klik :
> Ekonomi
> KBI
> Wisata
http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/Profil/Papua/Demografi.htm
China Tertarik Bangun Pelabuhan di Papua
Freddy menyebut China berminat pada proyek pelabuhan di Papua dan Papua Barat. Dia mengatakan, pertemuan tersebut untuk membicarakan mengenai peluang investasi China di Papua serta Papua Barat. Selain itu, Gubernur Papua juga akan memaparkan soal potensi di Papua.
Freddy menjelaskan, kerja sama dengan China termasuk dalam rencana pemerintah untuk menggalakkan kerja sama pemerintah-swasta atau "public private partnership" (PPP). Menurut Freddy, dalam pertemuan tersebut diperkirakan akan ada sembilan perusahaan yang ikut untuk melihat potensi di Papua.
Selain perusahaan yang berkaitan dengan pelabuhan, lanjutnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang semen dan tambang juga tertarik untuk berpartisipasi di pertemuan tersebut. Dia juga menyebut, China juga berminat untuk mengembangkan bandar udara di sana. "Bandar udara ada di Manokwari, Jayapura, Sorong, dan Biak. Nantinya akan dihidupkan seperti di Mimika," jelasnya.
Ia menambahkan, nantinya Papua akan memiliki pelabuhan baru di beberapa wilayah, yakni Jayapura, Sorong, dan Biak. "Ketiga wilayah ini disiapkan untuk memiliki pelabuhan internasional. Semuanya baru," jelasnya.
Dia tidak menyebutkan secara rinci berapa besar wilayah yang disiapkan untuk menjadi pelabuhan. Namun, menurutnya, kapasitas pelabuhan akan besar. "Karena pelabuhan tersebut bakal menampung kontainer," katanya.
Saat ini, jelasnya, pembangunan infrastruktur dasar sudah mulai berjalan. Dia menjelaskan, kawasan pantai penimbunnya digunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Sedangkan dari pengembangan wilayah tersebut, kita harapkan China bisa berpartisipasi," katanya.
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2011/01/03/23255739/China.Tertarik.Bangun.Pelabuhan.di.Papua
3 Januari 2011